Putri sejati

 Pada zaman dahulu di sebuah kerajaan besar ada seorang pangeran muda yang tampan. Seharusnya ia sudah beristri namun belum juga menemukan gadis yang cocok untuk jodohnya.

Ia berkata kepada raja dan ratu, ”Istriku harus seorang putri sejati. Itulah syarat utamanya.”

Maka hari itu juga pangeran pamit untuk berangkat mencari seorang putri sejati.

Ia berkelana bertahun-tahun. Setiap kali dilihatnya sebuah puri ia selalu mampir untuk melihat apakah di dalamnya ada seorang putri sejati. Dalam pengembaraannya itu ia banyak menjumpai wanita muda dan cantik-cantik serta pandai, tetapi ia tidak pernah yakin apakah mereka itu putri sejati. Menurutnya putri sejati adalah orang yang sangat istimewa, dan tidak banyak orang yang seperti itu.

Akhirnya dengan rasa sedih pangeran pulang ke rumahnya. Ia belum menemukan putri yang dicarinya.

Pada suatu malam, terjadi badai besar di sekeliling puri tempat pangeran tinggal bersama raja dan ratu. Curah hujan menerpa dinding puri yang sudah tua, sesekali guntur menggelegar di angkasa. Ketika kilat menyambar di langit, nampak bayangan kecil tertatih-tatih dalam hujan mengetuk pintu.

Tetapi, situasi yang menyeramkan di luar membuat takut para pelayan. Mereka malah bersembunyi. Maka raja sendiri pergi ke pintu untuk melihat siapa yang berada di luar pada malam-malam seperti ini.

Ketika pintu dibuka, raja pun terkejut. Ia melihat seorang gadis cantik berdiri di luar. Gadis cantik yang masih muda itu menggigil, badannya basah kuyup dari kepala hingga kaki.

”Jangan berdiri di luar, cepatlah masuk!” seru raja.

Raja menuntun gadis yang tidak dikenalnya itu ke ruang yang hangat. Ratu dan pangeran juga berada di tempat itu.

Pangeran sangat takjub dan terpesona melihat kecantikan gadis itu. Ia langsung menyukai dan jatuh cinta kepadanya. Sementara si gadis membungkuk hormat sembari berkata, ”Yang mulia, saya seorang putri sejati.”

”Tunggu dulu...!” pikir ratu, ”Kita akan segera tahu, benarkah ia putri sejati. Aku akan mengujinya.”

Gadis cantik yang mengaku sebagai putri sejati diberi ganti pakaian kering. Sementara sang ratu menyiapkan ranjang untuk tidur.

Di alas tidur paling bawah, di atas kasur pertama, sang ratu menaruh sebutir biji kacang kapri. Kepada para palayan ia memerintahkan, ”Ambilkan kasur-kasur lagi!”

Akhirnya ranjang itu siap. Kasurnya berlapis-lapis banyak sehingga diperlukan sebuah tangga untuk naik dan turun.

”Selamat tidur anakku,” kata sang ratu, ”Semoga mimpi indah.”

Pagi-pagi sekali ratu segera mendatangai gadis itu. Ia ingin mengetahui apakah rencananya berhasil. Ternyata gadis itu sudah bangun dan duduk di tempat tidur.

”Bagaimana tidurmu anakku?” tanya ratu.

”Maaf, rasanya saya tak dapat tidur sama sekali,” jawab gadis itu, ”Rasanya ada sesuatu yang kras di bawah kasur ini sehingga badan saya ngilu semua.”

Ratu tersenyum, ”Dia memang putri sejati. Kulitnya begitu peka sehingga ia terganggu oleh sebiji kapri di bawah kasur bertumpuk sebanyak ini.”

Ratu segera menemui pangeran dan menceritakan semuanya.

”Sudah kuduga sejak semula, dia memang putri sejati,” kata pangeran dengan bahagia

Lalu pangeran menghampiri gadis itu, ”Maukah putri menjadi istriku?”

Putri tersenyum malu, ”Aku mau...!”

Akhirnya sang pangeran menemukan gadis yang diidamkannya. Mereka menikah dan hidup bahagia.